Subscribe
Akriz Rock Maniche

Selasa, 16 Desember 2008

Pengembangan Sistem Belajar Mandiri Berbasis E-Learning

Oleh heritl • 14th Jun, 2008 • Kategori: Opini •Dilihat:2,570 views •Kirim:Email This Post Email This Post

Pembelajaran dewasa ini menghadapi 2 tantangan. Tantangan yang pertama datang dari adanya perubahan persepsi tentang belajar itu sendiri dan tantangan kedua datang dari adanya teknologi informasi dan telekomunikasi yang memperlihatkan perkembangan yang luar biasa. Konstruktivisme pada dasarnya telah menjawab tantangan yang pertama dengan meredefinisi belajar sebagai proses konstruktif dimana informasi diubah menjadi pengetahuan melalui proses interpretasi, korespondensi, representasi, dan elaborasi.

Sementara itu, kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang begitu pesat yang menawarkan berbagai kemudahan-kemudahan baru dalam pembelajaran memungkinkan terjadinya pergeseran orientasi belajar dari outside-guided menjadi self-guided dan dari knowledge-as-possesion menjadi knowledge-as-construction. Lebih dari itu, teknologi ini ternyata turut pula memainkan peran penting dalam memperbaharui konsepsi pembelajaran yang semula fokus pada pembelajaran sebagai semata-mata suatu penyajian berbagai pengetahuan menjadi pembelajaran sebagai suatu bimbingan agar mampu melakukan eksplorasi sosial budaya yang kaya akan pengetahuan.

Pembaruan teori belajar melalui notion konstruktivisme dan pergeseran-pergeseran yang terjadi karena adanya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi merupakan dua hal yang sangat sejalan dan saling memperkuat. Konstruktivisme dan teknologi komputer, secara terpisah maupun bersama-sama telah menawarkan peluang-peluang baru dalam proses pembelajaran, baik di ruang kelas, belajar jarak jauh maupun belajar mandiri. Salah satu tulisan (Tam. M, Educational Technology, Volume 3 Number 2, 2000) melaporkan bahwa komputer dapat secara efektif digunakan untuk mengembangkan higher-order thinking skills yang terdiri dari kemampuan mendefinisikan masalah, menilai (judging) suatu informasi, memecahkan masalah dan menarik kesimpulan yang relevan.

Perangkat berbasis teknologi lainnya yang diharapkan dapat digunakan dalam upaya mengembangkan lingkungan belajar yang lebih produktif adalah video discs, multimedia/hypermedia, e-mail dan internet, disamping piranti lunak Computer Assisted Instruction/Intelligent Computer Assisted Instruction (CAI/ICAI) yang tersedia dalam bentuk CD ROM (Prakoso, 2005).

BELAJAR MANDIRI
Belajar mandiri tidak berarti belajar sendiri. Hal yang terpenting dalam proses belajar mandiri ialah peningkatan kemauan dan keterampilan siswa/peserta didik dalam proses belajar tanpa bantuan orang lain, sehingga pada akhirnya siswa/peserta didik tidak tergantung pada guru/instruktur, pembimbing, teman, atau orang lain dalam belajar. Dalam belajar mandiri siswa/peserta didik akan berusaha sendiri dahulu untuk memahami isi pelajaran yang dibaca atau dilihatnya melalui media audio visual. Kalau mendapat kesulitan barulah bertanya atau mendiskusikannya dengan teman, guru/instruktur atau orang lain. Siswa/peserta didik yang mandiri akan mampu mencari sumber belajar yang dibutuhkannya.

Proses belajar mandiri memberi kesempatan peserta didik untuk mencerna materi ajar dengan sedikit bantuan guru. Mereka mengikuti kegiatan belajar dengan materi ajar yang sudah dirancang khusus sehingga masalah atau kesulitan belajar sudah diantisipasi sebelumnya. Model belajar mandiri ini sangat bermanfaat, karena dianggap luwes, tidak mengikat serta melatih kemandirian siswa agar tidak bergantung atas kehadiran atau uraian materi ajar dari guru. Berdasarkan gagasan keluwesan dan kemandirian inilah belajar mandiri telah ber’metamorfosis’ sedemikian rupa, diantaranya menjadi sistem belajar terbuka dan belajar jarak jauh. Perubahan tersebut juga dipengaruhi oleh ilmu-ilmu lain dan kenyataan di lapangan.

Proses belajar mandiri mengubah peran guru atau instruktur, menjadi fasilitator atau perancang proses belajar. Sebagai fasilitator, seorang guru atau instruktur membantu peserta didik mengatasi kesulitan belajar, atau ia dapat menjadi mitra belajar untuk materi tertentu pada program tutorial. Tugas perancang proses belajar mengharuskan guru untuk mengolah materi ke dalam format sesuai dengan pola belajar mandiri.

Sistem belajar mandiri menuntut adanya materi ajar yang dirancang khusus untuk itu. Menurut Prawiradilaga (2004 : 194) Beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh materi ajar ini adalah:
1). Kejelasan rumusan tujuan belajar (umum dan khusus).
2). Materi ajar dikembangkan setahap demi setahap, dikemas mengikuti alur desain pesan, seperti keseimbangan pesan verbal dan visual.
3). Materi ajar merupakan sistem pembelajaran lengkap, yaitu ada rumusan tujuan belajar, materi ajar, contoh/bukan contoh, evaluasi penguasaan materi, petunjuk belajar dan rujukan bacaan.
4). Materi ajar dapat disampaikan kepada siswa melalui media cetak, atau komputerisasi seperti CBT, CD-ROM, atau program audio/video.
5). Materi ajar itu dikirim dengan jasa pos, atau menggunakan teknologi canggih dengan internet (situs tertentu) dan e-mail; atau dengan cara lain yang dianggap mudah dan terjangkau oleh peserta didik.
6). Penyampaian materi ajar dapat pula disertai program tutorial, yang diselenggarakan berdasarkan jadwal dan lokasi tertentu atau sesuai dengan kesepakatan bersama.

APA ITU E-LEARNING?
E-learning merupakan suatu teknologi informasi yang realtif baru di Indonesia. E-learning terdiri dari dua bagian, yaitu ‘e’ yang merupakan singkatan dari ‘elektronic’ dan ‘learning’ yang berarti ‘pembelajaran’. Jadi e-learning berarti pembelajaran dengan menggunakan jasa bantuan perangkat elektronika, khususnya perangkat komputer. Karena itu, maka e-learning sering disebut pula dengan ‘online course’. Dalam berbagai literatur, e-learning didefinisikan sebagai berikut :

E-learning is a generic term for all technologically supported learning using an array of teaching and learning tools as phone bridging, audio and videotapes, teleconferencing, satellite transmissions, and the more recognized web-based training or computer aided instruction also commonly referred to as online courses (Soekartawi, 2003)

Dengan demikian maka e-learning atau pembelajaran melalui online adalah pembelajaran yang pelaksaanya didukung oleh jasa teknologi seperti telepon, audio, videotape, transmisi satelit atau komputer.

Dalam perkembanganya, komputer dipakai sebagai alat bantu pembelajaran, karena itu dikenal dengan istilah computer based learning (CBL) atau computer assisted learning (CAL). Saat pertama kali komputer mulai diperkenalkan khususnya untuk pembelajaran, maka komputer menjadi popular dikalangan anak didik. Hal ini dapat dimengerti karena berbagai variasi teknik mengajar bisa dibuat dengan bantuan kompter tersebut. Maka setelah itu teknologi pembelajaran terus berkembang dan dikelompokan menjadi dua yaitu :
1). Technology-based learning
2). Technology-based Web-learning
Technology based-learning ini pada prinsipnya terdiri dari dua, yaitu audio information technologies (audio tape, radio, voice mail, telepone ) dan video information technologies (video tape, nideo text, video messaging). Sedangkan technology based web-learning pada dasarnya adalah data information tecbnologies (bulletin board, internet, email, tele-collaboration).

Dalam pelaksanaan pembelajaran sehari-hari, yang sering dijumpai adalah kombinasi dari teknologi yang dituliskan di atas (audio/data, video/data, audio/video). Teknologi ini juga sering dipakai pada pendidikan jarak jauh, dimaksudkan agar komunikasi antara murid dan guru bisa terjadi dengan keunggulan teknologi e-learning ini. Sedangkan interaksi antara guru dan murid bisa dilaksanakan melalui cara langsung (synchronous) atau tidak langsung, misalnya pesan direkam dahulu sebelum digunakan. Cara ini dikenal dengan nama e-synchronous.

KARAKTERISTIK E-LEARNING
Karakteristik e-learning antara lain adalah:
1). Memanfaatkan jasa teknologi elektronik; dimana guru dan siswa, siswa dan sesama siswa atau guru dan sesama guru dapat berkomunikasi dengan relatif mudah dengan tanpa dibatasi oleh hal-hal yang protokelor;
2). Menggunakan bahan ajar bersifat mandiri (self learning materials) disimpan di komputer sehinga dapat diakses oleh guru dan siswa kapan saja dan dimana saja dan yang bersangkutan memerlukanya; dan
3). Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar dan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat di komputer.

Menurut Miarso (2004), Pemanfaatan E-learning tidak terlepas dari jasa internet. Karena teknik pembelajaran yang tersedia di internet begitu lengkap, maka hal ini akan mempengaruhi terhadap tugas guru dalam proses pembelajaran. Dahulu, proses belajar-mengajar didominasi oleh peranan guru, karena itu disebut the era of theacher. Kini, proses belajar-mengajar, banyak didominasi oleh peran guru dan buku (the era of teacher and book) dan pada masa mendatang proses belajar mengajar akan didominasi oleh guru, buku, dan teknologi (the era of teacher, book, and technology)
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN E-LEARNING
Menyadari bahwa melalui internet dapat ditemukan berbagai informasi yang dapat diakses secara mudah, kapan saja dan dimana saja, maka pemanfaatan internet menjadi suatu kebutuhan. Bukan itu saja, pengguna internet bisa berkomunikasi dengan pihak lain dengan cara yang sangat mudah melalui teknik e-moderating yang tersedia diinternet.
Dari berbagai pengalaman dan juga dari berbagai informasi yang tersedia di literatur, memberikan petunjuk tentang manfaat penggunaan internet, khususnya da-lam pendidikan terbuka dan jarak jauh, antara lain dapat disebutkan sebagai berikut.
1). Tersedianya fasilitas e-moderating dimana guru dan murid dapat berkomunikasi dengan mudah melalui fasilitas internet secara regular atau kapan saja kegiatan berkomunikasi itu dilakukan dengan tanpa dibatasi oleh jarak, tempat, dan waktu.
2). Guru dan siswa dapat mengguakan bahan ajar atau petunjuk belajar yang tersruktur dan terjadwal melalui internet, sehingga keduanya bisa saling menilai sampai berapa jauh bahan ajar dipelajari.
3). Siswa dapat belajar atau me-review bahan ajar setiap saat dan dimana saja kalau diperlukan mengingat bahan ajar tersimpan dikomputer.
4). Bila siswa memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan bahan yang dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di internet.
5). Baik guru maupun siswa dapat melaksanakan diskusi melalui internet yang dapat diikuti dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih luas.
6). Berubahnya peran siswa dari yang biasanya pasif menjadi aktif .
7). Relatif lebih efisien. Misalnya bagi yang mereka tinggal jauh dari perguruan tinggi atau sekolah konvensional, bagi mereka yang sibuk bekerja , bagi mereka yang bertugas di kapal,di luar negeri, dan sebagainya.

Walaupun demikian pemanfaatan internet untuk pembelajaran atau e-learning juga tidak terlepas dari berbagai kekurangan. Berbagai kritik antara lain dapat disebutkan sebagai berikut :
1). Kurangnya interaksi antara guru dan siswa bahkan antar-siswa itu sendiri. Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya values dalam proses belajar-mengajar.
2). Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis.
3). Proses belajar dan mengajarnya cenderung kearah pelatihan daripada pendidikan.
4). Berubahnya peran guru dan yang semula menguasai teknik pembelajaran konvensional, kini juga dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang menggunakan ICT;
5). Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal
6). Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet (mungkin hal ini berkaitan dengan masalah tersedianya listrik, telepon, ataupun komputer).
7). Kurangnya penguasaan komputer.

FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN DALAM MEMANFAATKAN E-LEARNING UNTUK PEMBELAJARAN
Ahli-ahli pendidikan dan internet menyarankan beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum seseorang memilih internet untuk kegiatan pembelajaran (Hartanto dan Purbo, 2002; serta Soekawati, 1999;) antara lain:
a. Analisis Kebutuhan (Need Analysis)
Dalam tahapan awal, satu hal yang perlu dipertimbangkan adakah apakah memang memerlukan e-learning. Untuk menjawab pertanyaan ini tidak dapat dijawab dengan perkiraan atau dijawab berdasarkan atas sasaran orang lain. Sebab setiap lembaga menentukan teknologi pembelajaran sendiri yang berbeda satu sama lain. Untuk itu perlu diadakan analisis kebutuhan. Kalau analisis ini dilaksanakan dan jawabanya adalah membutuhkan e-learning maka tahap berikutnya adalah membuat studi kelayakan, yang komponen penilaianya adalah:
1). Apakah secara teknis dapat dilaksanakan misalnya apakah jaringan internet bisa dipasang, apakah infrasruktur pendukungnya, seperti telepon, listrik, komputer tersedia, apakah ada tenaga teknis yang bisa mengoperasikanya tersedia.
2). Apakah secara ekonomis menguntungkan, misalnya apakah dengan e-learning kegiatan yang dilakukan menguntungkan atau apakah return on investment nya lebih besar dari satu.
3). Apakah secara sosial penggunaan e-kearning tersebut diterima oleh masyarakat
b. Rancangan Instruksional
Dalam menentukan rancangan instruksional ini perlu dipertimbangkan aspek-aspek (Soekartawi, 1999) :
1). Course content and learning unit analysis, seperti isi pelajaran, cakupan, topik yang relevan dan satuan kredit semester.
2). Learner analysis, seperti latar belakang pendidikan siswa, usia, seks, status pekerjaan, dan sebagainya.
3). Learning context analysis, seperti kompetisi pembelajaran apa yang diinginkan hendaknya dibahas secara mendalam di bagian ini.
4). Instructional analysis, seperti bahan ajar apa yang dikelompokan menurut kepentingannya, menyusun tugas-tugas dari yang mudah hingga yang sulit, dan seterusnya.
5). State instructional objectives, Tujuan instuksional ini dapat disusun berdasarkan hasil dari analisis instruksional.
6). Construct criterion test items, penyusunan tes ini dapat didasarkan dari tujuan instruksional yang telah ditetapkan.
7). Select instructional strategy, strategi instruksional dapat ditetapan berdasarkan fasilitas yang ada.
c. Tahap Pengembangan
Berbagai upaya dalam pengembangan e-learning bisa dilakukan mengikuti perkembangan fasilitas ICT yang tersedia hal ini kadang-kadang fasilitas ICT tidak dilengkapi dalam waktu yang bersamaan. Begitu pula halnya dengan prototype bahan ajar dan rancangan intruksional yang akan dipergunakan terus dipertimbangkan dan dievaluasi secara kontinu.
d. Pelaksanaan
Prototype yang lengkap bisa dipindahkan ke komputer (LAN) dengan menggunakan format misalnya format HTML. Uji terhadap prototype hendaknya terus menerus dilakukan. Dalam tahapan ini sering kali ditemukan berbagai hambatan, misalnya bagaimana menggunakan management course tool secara baik, apakah bahan ajarnya benar-benar memenuhi standar bahan ajar mandiri.
e. Evaluasi
Sebelum program dimulai, ada baiknya dicobakan dengan mengambil beberapa sampel orang yang dimintai tolong untuk ikut mengevaluasi. Proses dari kelima tahapan diatas diperlukan waktu yang relatif lama, karena prototype perlu dievaluasi secara terus menerus. Masukan dari orang lain atau dari siswa perlu diperhatikan secara serius. Proses dari tahapan satu sampai lima dapat dilakukan berulang kali, karena prosesnya terjadi terus-menerus.
Akhirnya harus pula diperhatikan masalah-masalah yang sering dihadapi sebagai berikut:
1). Masalah akses untuk bisa melaksanakan e-learning seperti ketersediaan jaringan internet, listrik, telepon, dan infrastruktur yang lain.
2). Masalah ketersediaan software (peranti lunak). Bagaimana mengusahakan peranti lunak yang tidak mahal.
3). Masalah dampaknya terhadap krikulum yang ada.
4). Masalah skill dan knowledge.
5). Attitude terhadap ICT.
Oleh karena itu, perlu diciptakan bagaimana semuanya attitude yang positif terhadap ICT, bagaimana semuanya bisa mengerti potensi ICT dan dampaknya de anak didik dan masyarakat.

SIMPULAN
E-learning merupakan aplikasi internet yang dapat menghubungkan antara pendidik dan peserta didik dalam sebuah ruang belajar online. E-learning tercipta untuk mengatasi keterbatasan antara pendidik dan peserta didik, terutama dalam hal waktu dan ruang. Dengan e-learning maka pendidik dan peserta didik tidak harus berada dalam satu dimensi ruang dan waktu. Proses pendidikan dapat berjalan kapan saja dengan mengabaikan kedua hal tersebut.
E-learning akan dimanfaatka atau tidak sangat tergantung bagaimana pengguna memandang atau menilai e-learning tersebut. Namun umumnya digunakannya teknologi tersebut tergatung dari:
1). Apakah teknologi itu memang sudah merupakan kebutuhan;
2). Apakah fasilitas pendukungnya sudah memadai;
3). Apakah didukung oleh dana yang memadai; dan
4). Apakah ada dukungan dari pembuat kebijakan.

DAFTAR PUSTAKA

Hartanto, A.A dan Ono W. Purbo. 2002. Teknologi E-learning Berbasis PHP dan MySQL. Elex Media Komputindo: Jakarta.

Miarso, Yusuf Hadi. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Kencana: Jakarta.

Prakoso, Kukuh Setyo. 2005. Membangun E-learning dengan Moodle. Penerbit Andi: Yogyakarta.

Prawiradilaga, Dewi S dan Eveline Siregar. 2004. Mozaik Teknologi Pendidikan. Prenata Media: Jakarta..

Soekartawi. 1999. Rancangan Instructional. Rajawali Press: Jakarta.

Soekartawi. 2003. E-learning di Indonesia dan Prospeknya di Masa Mendatang. Makalah disampaikan pada seminar nasional di Universitas Petra, Surabaya, 3 Februari 2003.

Tam, M. Constructivism, Instructional Design, and Technology: Implication for Transforming Distance Learning Educational Technology, Volume 3 Number 2. 2000.

http://kolumnis.com/2008/06/14/pengembangan-sistem-belajar-mandiri-berbasis-e-learning/ Selengkapnya...

Sistem Pendidikan Jarak Jauh

Beberapa waktu yang lalu saya mengikuti training mengajar dengan sistem belajar jarak jauh di Berlitz, Nagoya –tempat saya mengajar bahasa Indonesia–. Hal ini karena sejak beberapa saat yang lalu Berlitz membuka pelayanan baru kepada customer yaitu sistem belajar jarak jauh yang berbasis pada web, atau sering dikenal dengan sebutan distance learning atau e-learning. Pelayanan tersebut ditujukan kepada mereka yang sibuk atau berada di tempat yang jauh sehingga sulit untuk datang ke Berlitz. Siswa tidak perlu datang ke Berlitz, tapi cukup duduk di rumah atau di kantor. Duduk di depan layar televisi yang dilengkapi dengan monitor yang tersambung dengan jaringan internet atau web-camera, siswa dapat mengikuti proses belajar mengajar. Mendengarkan penjelasan instruktur dari layar televisi dan sekaligus bisa bertanya melaui microphone dan monitor. Dan instruktur yang sedang berada di Berlitz bisa memperhatikan siswa melalui layar televisi pula. Proses belajar mengajar bisa berlangsung secara normal sabagaimana layaknya sistem pendidikan langsung, meskipun siswa dan instruktur berada di tempat yang berbeda.

Satu hari saya jumpai rekan lab. yang berasal dari Singapura sibuk mengerjakan soal-soal integral dan soal matematika lainnya. Padahal saya tahu kalau dia datang di lab. hanya sebagai peneliti tamu selama 3 bulan. Rasa penasaran merangsang saya untuk bertanya. Dia menjelaskan bahwa dia sedang mengikuti program non-degree di MIT (massachusetts institute of technology) Amerika, dengan sistem belajar jarak jauh atau distance learning. Setiap 1 bulan sekali modul-modul pelajaran dikirim dari MIT. Dan dia mengirim ulang hasil-hasil pekerjaannya kapada MIT.

Dua kasus di atas adalah dua contoh dari sekian banyak sistem atau pola yang diterapkan dalam sistem pendidikan jauh jauh. Kalau di Indonesia, dulu kita pernah mengenal Universitas Terbuka (Open University). Di Jepang ada “Hozo Daigaku” dengan menggunakan channel khusus di televisi.

Sistem pendidikan jarak jauh adalah metode pengajaran dimana aktivitas pengajaran dilaksanakan secara terpisah dari aktivitas belajar. Sebagian besar karena siswa bertempat tinggal jauh atau terpisah dari lokasi lembaga pendidikan. Sebagian karena alasan sibuk sehingga siswa yang tinggalnya dekat dari lokasi lembaga pendidikan tidak dapat mengikuti proses pembelajaran di lembaga tersebut. Keterpisahan kegiatan pengajaran dari kegiatan belajar adalah ciri yang khas dari pendidikan jarak jauh. Sistem pendidikan jarak jauh merupakan suatu alternatif pemerataan kesempatan dalam bidang pendidikan. Sistem ini dapat mengatasi beberapa masalah yang ditimbulkan akibat beberapa diantaranya; keterbatasan tenaga pengajar, jarak antara lembaga pendidikan dan siswa yang berjauhan, kelangkaan pengajar berkualitas, dan lain lain.

Di beberapa negara maju, pendidikan jarak jauh merupakan alternatif pendidikan yang cukup digemari. Sistem pendidikan ini diikuti oleh para anak-anak, siswa, karyawan, eksekutif, bahkan ibu rumah tangga dan orang lanjut usia (pensiunan). Beberapa tahun yang lalu, hampir semua sistem pendidikan jarak jauh dilakukan dengan surat menyurat, atau dilengkapi dengan materi audio dan video. Tapi, saat ini hampir semua sistem pendidikan jarak jauh atau distance learning khususnya di Amerika, Australia dan Eropa berbasis pada web atau teknologi informasi dan dapat diakses melalui internet. Hasil survei di Amerika, menyatakan bahwa computer based distance-learning sangat efektif, memungkinkan 30% pendidikan lebih baik, 40% waktu lebih singkat, dan 30% biaya lebih murah. Bank Dunia (World bank) pada tahun 1997 telah mengumumkan program Global Distance Learning Network (GDLN) yang memiliki mitra disebanyak 80 negara di seluruh dunia (sampai dengan Juni 2000, pusat yang beroperasi baru 15 negara, dan 5 diantaranya di Asia tetapi belum di Indonesia). Melalui GDLN ini maka World Bank dapat memberikan e-learning kepada mahasiswa 5 kali lebih banyak dengan biaya 31% lebih murah.

Sebagaimana sistem pendidikan langsung atau konvensional, sistem pendidikan jarak jauh juga membutuhkan sarana prasarana penunjang pendidikan, agar tujuan umum pendidikan bisa diwujukan sesuai dengan jenjang pendidikannya. Sarana penunjang biasanya berupa modul-modul pelajaran yang dikirim kepada siswa. Sarana bisa juga berbasis teknologi informasi. Munculnya teknologi informasi dan komunikasi pada pendidikan jarak jauh ini sangat membantu sekali. Seperti dapat dilihat, dengan munculnya berbagai pendidikan secara online atau web-school atau cyber-school, dengan menggunakan fasilitas internet. Pendekatan sistem pengajaran yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan pengajaran secara langsung (real time) ataupun dengan cara menggunakan sistem sebagai tempat pemusatan pengetahuan (knowledge). Hal ini memungkinkan terbentuknya kesempatan bagi siapa saja untuk mengikuti berbagai jenjang pendidikan sejak taman kanak-kanak (TK) sampai perguruan tinggi (PT).

Tidak seperti sistem pendidikan langsung, sistem pendidikan jarak jauh membutuhkan pengelolaan dan manajemen pendidikan yang “khusus”, baik dari sisi siswa maupun instruktur (guru) agar tujuan pendidikan bisa terwujud. Pendidikan harus fokus pada kebutuhan instruksional siswa.

Dari sisi instruktur (guru), beberapa faktor yang penting untuk keberhasilan sistem pendidikan jarak jauh adalah perhatian, percaya diri guru, pengalaman, mudah menggunakan perlatan, kreatifitas, active learning, dan kemampuan menjalin interkasi dan komunikasi jarak jauh dengan siswa. Juga memperhatikan hambatan teknis yang mungkin terjadi, sehingga pendidikan jarak jauh bisa berlangsung efektif.

Dari sisi siswa, salah satu faktor yang penting adalah keseriusan mengikuti proses belajar mengajar di saat instruktur (guru) tidak berhadapan langsung dengan siswa. Pada level ini, keterlibatan dan kehadiran ‘orang-orang’ di sekitar, termasuk anggota keluarga memegang peranan penting dan strategis. Kehadirannya bisa mendukung berlangsungnya proses belajar mengajar secara efektif, tapi sebaliknya bisa juga menjadi penghambat. Faktor yang lainnya adalah active learning dan komunikasi yang efektif. Partisipasi aktif siswa pendidikan jarak jauh mempengaruhi cara bagaimana mereka berhubungan dengan materi yang akan dipelajari.

Keberhasilan sistem pendidikan jarak jauh ditunjang oleh adanya interaksi dan komunikasi yang efektif dan maksimal antara intstruktur (guru) dan siswa, interaksi antara siswa dengan berbagai fasilitas pendidikan seperti mudul-modul pendidikan interaksi antara siswa dengan ‘orang-orang’ sekitarnya, dan adanya pola pendidikan aktif dalam masing-masing interaksi tersebut. Juga keaktifan dan kemandirian siswa dalam pendalaman materi, mengerjakan soal-soal ujian, dan kreativitas mencari materi-materi penunjang dari sumber-sumber lain seperti internet atau digital-library.

sumber http://fauzan.wordpress.com/2006/07/04/sistem-pendidikan-jarak-jauh/ Selengkapnya...

Senin, 01 Desember 2008

playmaker

data diri
Lahir: Apr 22, 1982
Tempat Lahir : Brsilia
Kewarganegaraan: Brasil
Tinggi :
Berat badan :
Julukan:
Debut Liga: 0
Debut Tim Nasional:

profile

Kaka pernah mencetak gol istimewa ke gawang Fenerbahce di Liga Champions musim 2005-06. Gol itu disebut-sebut sebagai salah satu gol terbaik di Liga Champions. Kaka melakukan solo run dari tengah lapangan dan melewati tiga pemain lawan sebelum menaklukkan kiper Fenerbahce.

Ricardo Izecson dos Santos Leite, demikian nama lengkap Kaka. Dia adalah gelandang serang andalan AC Milan. Kehebatannya bermain tidak perlu diragukan lagi. Kaka termasuk salah satu pemain terbaik di dunia.

Fakta konkret mendukung predikat tersebut. Pada tahun 2007, Kaka kebanjiran penghargaan. Dia terpilih sebagai Pemain Terbaik Dunia versi FIFA, Pemain Terbaik Dunia versi FIFPro, Pemain Terbaik Italia dalam ajang Oscar del Calcio, sekaligus menyabet Ballon d’Or 2007 secara bersamaan.

Sukses itu tak lepas dari kiprah memesona pemain asal Brasil ini pada musim 2006-07. Kaka mengantar Milan meraih gelar juara Liga Champions. Di kompetisi itu, dia menjadi top skorer. Prestasi yang mengantarnya meraih predikat pemain terbaik Liga Champions 2006-07, sekaligus menyandang gelar penyerang terbaik.

Kaka pertama kali bergabung ke Milan pada awal musim 2003-04. Dia dibeli dari Sao Paulo seharga 8,5 dolar AS (sekitar Rp78, 2 miliar). Sebuah harga yang termasuk murah untuk pemain sehebat Kaka.

Pada musim pertamanya, Kaka langsung tampil sensasional. Dia mengantar Milan meraih scudetto berkat sumbangan 10 gol dari 30 laga di Serie-A. Sesudahnya Kaka dianugerahi gelar pemain terbaik Italia dan pemain asing terbaik Serie-A.

Musim 2004-05, Kaka tetap tampil brilian. Dia tidak terkena “sindrom musim kedua” yakni tampil buruk di musim kedua di Serie-A. Terbukti Kaka masih mencetak 7 gol dari 36 laga di Serie-A. Selain itu, dia juga mengantar Milan menembus final Liga Champions, meski kalah dari Liverpool. Pada ajang itu, Kaka terpilih sebagai midfielder terbaik.

Pada musim 2005-06, Kaka makin mempertegas kehebatannya sebagai gelandang serang yang produktif. Faktanya, dia mampu mencetak 14 gol di Serie-A. Di musim ini dia juga mencetak hat-trick pertamanya Milan dalam pertandingan melawan Chievo Verona di Serie-A (09/04/06).

Kiprah istimewa ini meyakinkan Milan untuk terus mempertahankannya. Kendati Real Madrid berminat, Milan tidak mau melepas Kaka. Hingga kini Kaka terus merumput di Milan. Dia bahkan mempertegas niatnya untuk pensiun di I Rossoneri. Salah satu impiannya yakni menjadi kapten Milan di masa depan nanti. (asis) Selengkapnya...

Minggu, 30 November 2008

Artikel

AW Inspirational Video
Jumat, 17-Oktober-2008; 14:37:08 WIB
Kekuatan Cinta Antara Guojiang Dan Chaoqin
( 1 Komentar )
Rating Artikel :
Oleh : Team Andriewongso.com

Cinta memang mempunyai kekuatan yang dasyat. Ketika dua insan saling jatuh cinta, maka apapun akan dilakukan untuk menyatukan cinta mereka. Berbagai halangan dan rintangan akan ditempuh untuk selalu bersama. Inilah arti kekuatan cinta sesungguhnya yang bahkan mampu menaklukkan badai di antara mereka. Hal inilah yang dialami oleh sepasang insan yang sedang memadu cinta, yakni pasangan Liu Guojiang dengan Xu Chaoqin.

Lima puluh tahun yang lalu, Liu Guojiang adalah seorang pemuda yang berusia 19 tahun. Pemuda ini jatuh cinta pada wanita yang lebih tua sepuluh tahun darinya, Xu Chaoqin namanya. Pada saat itu, masyarakat di sana tidak dapat menerima jika seorang pria mencintai seorang wanita yang usianya lebih tua apalagi Chaoqin sudah mempunyai anak.

Untuk menghindari gosip yang beredar dan cemoohan dari masyarakat setempat, mereka berdua memutuskan untuk meninggalkan desa mereka untuk kawin lari. Mereka memutuskan untuk tinggal di sebuah gua yang berada di dalam hutan, daerah Jiangjin, kotamadya ChongQing Selatan.


Di sana, mereka harus hidup sendiri, tidak ada listrik dan makanan. Untuk mengisi perut, mereka terpaksa memakan rumput dan akar di gunung. Agar ada penerangan, Guojiang membuat cahaya dari lampu minyak tanah. Saat itu, Chaoqin sempat mengutarakan penyesalannnya karena kawin lari dan harus hidup di sebuah gua.

"Apakah Kamu menyesal?" tanya Chaoqin. Dengan ketulusan Guojiang menjawab, "Selama kita tekun, hidup kita pasti akan lebih baik." Di tahun kedua, mereka mulai tekun membangun hidup mereka di gua. Untuk naik turun gunung, demi cintanya, Guojiang membuat anak tangga satu per satu, tahun demi tahun. Semua itu dikerjakan seorang diri dan hanya menggunakan kekuatan tangan.


Pada pertengahan tahun 2001, sebuah kelompok petualang datang ke hutan tersebut untuk menjelajahi hutan tersebut. Betapa terkejutnya mereka karena menemukan sepasang suami istri yang menetap di hutan dan ada 6000 tanjakan yang dibuat dari tangan. Mereka juga menemukan tujuh anak buah cinta Guojiang dan Chaoqin.


"Orangtua saya saling mencintai satu sama lain, mereka dapat hidup bersama selama lima puluh tahun dan tidak pernah berpisah dalam keseharian mereka. Ayah membuat 6000 injakan untuk membuat ibu merasa nyaman, sehingga ia lebih mudah untuk turun dan naik gunung." Demikian papar Liu MingSheng, anak ketujuh dari Guojiang dan Chaoqin.


Kisah nyata mengenai perjuangan cinta antara Guojiang dan Chaoqin asal China menarik untuk diikuti. Kisah lima puluh tahun yang lalu yang kini menjadi kisah cinta yang sangat menyentuh dan kisah ini membuktikan arti kekuatan cinta sejati yang sesungguhnya.
http://informasi-seminar.com/tag/cd-motivasi-andrie-wongso/ Selengkapnya...

Hibah Pengajaran Program Studi Psikologi

Dalam rangka implementasi Program Hibah Kompetisi (PHK) Institusi, pada bulan September - Desember 2008 diselenggarakan Hibah Pengajaran (Teaching Grant) untuk program studi Psikologi dengan 10 mata kuliah sebagai berikut (1) Aplikasi Psikologi Kognitif Sains dalam Teknologi Informasi 1, (2) Psikologi Umum 1, (3) Psikodiagnostika 3: Tes Bakat dan Prestasi, (4) Psikologi Abnormal dan Psikopatologi, (5) Pengembangan Kreativitas dan Keberbakatan, (6) Psikologi Perkembangan 1, (7) Psikologi Industri dan Organisasi, (8) Psikologi Faal 1, (9) Psikologi Sosial 1 dan (10) Psikologi Konseling.

Pada tahun I-2008 dari 10 mata kuliah yang ditawarkan di atas akan dipilih 4 mata kuliah. Kompetisi ini terbuka untuk seluruh dosen di lingkungan Universitas Gunadarma dan diketuai oleh seorang dosen program studi Psikologi. Selengkapnya...

Jumat, 28 November 2008

12 Trik Makan Sehat

12 Trik Makan Sehat
1. Makan secara teratur. Selingi dengan kudapan Sehat seperti buah atau kacang-kacangan. Bila perut dibiarkan lapar lebih dari empat jam, kadar gula darah akan turun drastis dan membuat Anda cenderung makan lebih banyak.
2. Bila Anda ingin ngemil, pastikan itu karena Anda benar-benar lapar atau bosan, stres, atau sedang sedih. Tulis emosi Anda guna mengamati pengaruhnya terhadap pola makan.
3. Makan perlahan. Nikmati setiap rasa makanan. Cobalah nikmati setiap makanan setidaknya selama 20 menit. Ajak teman untuk makan bersama. Dengan begitu Anda tidak terburu-buru menyelesaikannya.
4. Sarapan menjadi kunci penurunan berat badan. Sarapan meningkatkan metabolisme dan menjaga kadar energi Anda. Ganti kopi dan muffin dengan sereal, susu rendah lemak, atau sepotong buah.
5. Cari tempat makan yang menyenangkan. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang makan di lingkungan yang tidak menyenangkan, seperti di depan televisi, bakal lebih mudah mengalami kelebihan berat badan.
6. Jadilah ratu label! Sebelum makanan atau minuman yang Anda beli masuk ke keranjang belanja, cek dulu kandungan lemak jenuh, garam, dan gulanya. Termasuk juga jumlah kalori dalam setiap porsinya.
7. Bila Anda hendak makan malam di luar, pastikan perut tidak terlalu kosong. Perut kosong cenderung membuat Anda makan lebih banyak. Sebelum pergi, cobalah konsumsi yoghurt atau buah.
8. Apakah Anda makan saat sedang stres? Lakukan sesuatu untuk mengalihkan perhatian dari makanan, misalnya membereskan lemari pakaian, melakukan pijat, atau yoga.
9. Cari cara lain untuk memberi hadiah pada tubuh Anda tanpa melibatkan makanan. Anda bisa membaca novel, melakukan creambath, facial, nonton film (tanpa makan popcorn dengan lapisan mentega pastinya), membeli bunga dan merangkainya, atau berenang.
10. Bereskan lemari di dapur. Semakin banyak camilan siap santap yang tersimpan, semakin tinggi pula kemungkinan Anda makan berlebih. Batasi kudapan di dapur dan ganti dengan camilan segar yang menyehatkan.
11. Jangan melaparkan diri! Diet sangat ketat menyebabkan tubuh memompa hormon stres. Cobalah mendengarkan kebutuhan tubuh agar Anda bisa lebih baik mengatur asupan makanan.
12. Tidak mengelompokkan makanan sebagai "baik" dan "buruk". Hal itu justru akan membuat Anda tergoda untuk melahapnya. ( die ) Selengkapnya...

Teman Tapi Mesra

Kayaknya kamu sering dengerin deh lagunya Ratu yang berjudul Teman Tapi Mesra. Seperti ini sebagian liriknya: “Cukuplah saja berteman denganku/ janganlah kau meminta lebih/ ku tak mungkin mencintaimu/ kita berteman saja/ teman tapi mesra…”
Ehm, punya teman tuh emang asyik. Selain ada orang yang bisa diajak ngobrol dan saling membantu di kala saling membutuhkan, teman juga bisa menjadi tempat muara emosi kita. Ngobrol biasa mungkin sering. Tapi ngobrol yang lebih dalam, rasanya agak jarang dilakukan dengan seseorang yang sekadar teman biasa. Kita agak canggung. Itu sebabnya, kehadiran seorang sahabat karib yang bisa menjadi tempat muara emosi kita, sangat diharapkan.
Teman sejenis pun, cowok dengan cowok maupun cewek dengan cewek, sebenarnya bisa juga sangat akrab. Itu kalo di antara kita udah terjalin sikap saling percaya, saling memahami, dan saling menghargai. Mungkin bisa saja yang seperti ini dibilang mesra. Karena dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia arti kata mesra adalah lekat dan sangat erat.
Sobat muda muslim, cuma masalahnya, gimana kalo teman tapi mesra itu adalah antar lawan jenis. Wow, ini dia yang kudu jadi perhatian dan bikin kita jaga-jaga biar nggak kebablasan. Gimana pun juga, hubungan pria dan wanita pasti nimbulin perasaan-perasaan yang ‘lain’. Perasaan suka, sayang, cinta, termasuk cemburu kalo sang teman tapi mesra itu deket ama yang lain. Karena apa? Karena masing-masing merasa ingin memiliki lebih dari sekadar teman. Tul nggak? Seperti syair di awal lagu dari duo Ratu ini: “Aku punya teman/ teman sepermainan/ kemana pun dia pergi selalu ada aku/ dia manis dan juga baik hati/ tapi aku bingung ketika dia bilang cinta…”
Inilah unik dan menariknya hubungan antar manusia. Dan harus diakui bahwa manusia tuh makhluk sosial, sehingga ia merasa kesepian kalo nggak ada teman. Padahal manusia bukan hanya terdiri dari sejenis. Itu sebabnya, dalam beberapa kondisi, komunikasi dengan lawan jenis untuk berbagai keperluan dalam melakukan kegiatan sehari-hari nyaris nggak bisa dihindari. Mungkin kita biasa bergaul dalam komunitas sejenis, tapi dalam beberapa kondisi kadang kita harus merambah ke luar komunitas kita, maka kita akan berhubungan dengan banyak pihak, termasuk dalam hal ini dengan lawan jenis.
Sebagai teman akrab atau sebagai sahabat, berteman dengan lawan jenis besar kemungkinan akan menjadi ajang curhat dan saling berbagi cerita mesra. Apalagi teman tapi mesra ini sangat mungkin hubungannya akan ditingkatkan menjadi ‘kekasih’. Bila itu yang terjadi, maka ketika kita curhat dengannya, kita jadi nggak ngerasa sedang ngobrol dengan teman biasa. Tapi dengan seorang kekasih hati, meski baru anggapan sepihak saja dari kita.
Dengan kenyataan seperti ini, cerita dan curhat kita akan semakin terasa bermakna. Pandangan dan pendapatnya yang disampaikan kepada kita sering membuat kita bertenaga. Hidup rasanya dapat tambahan darah segar. Nafas baru dan semangat menggelora. Rasa-rasanya dunia adalah milik kita, yang sedang dimabuk cinta dan dibakar api asmara (meski baru kita sendiri yang merasakannya alias geer—entah dirinya. Mungkin malah sebel). Kita jadi ngedadak ‘lupa diri’, dan kita menjadikan orang yang kita cintai sebagai dewi or pangeran pujaan hati. Kita bersedia berkorban dan menjadi bagian dari hidupnya. Sehari saja tak jumpa dan komunikasi, rasanya hati kita jadi dingin dan beku. Tapi, ketika rindu itu terpuaskan, dinding es yang kokoh menyelimuti hati kita pun perlahan mencair (suit..suit.. swiiw!)
Dari temen jadi demen
Pernah nonton sinetron “Dari Temen Jadi Demen” di sebuah stasiun televisi swasta? Yup, sinetron ini bercerita tentang kisah-kasih sepasang anak manusia. Benar kata pepatah jawa: “Witing tresno jalaran soko kulino”, bahasa nasionalnya: “Munculnya cinta, karena seringnya bertemu”. Hati-hati buat kamu yang sering ketemu dengan lawan jenisnya. Kalo berteman kan sering bertemu lho. Dan, bisa-bisa ‘pepatah’ ini ada benarnya. Singkat kata, kamu jadi demen sama temen kamu. Huhuy!
Sobat muda muslim, gambaran di sinetron yang dibintangi oleh Jonathan Frizzi dan Wulan Guritno ini bisa jadi muncul dalam kisah nyata. Ya, kisah-kasih di antara kita. Bahkan sangat boleh jadi lho kalo cerita itu justru terinspirasi dari kejadian nyata. Tul nggak?
Saya pernah punya kawan yang mengalami kejadian begini. Doi bilang bahwa berteman itu memang mengasyikan, apalagi dengan lawan jenis. Untuk ukuran sesama jenis aja, berteman efektif untuk menumbuhkan kebersamaan, memupuk kasih sayang, bahkan kita saling mencintai. Tengok aja orang yang udah lengket sohiban. Kamu pastinya ngiri deh ngelihat di sekolahmu ada dua orang teman yang lengket bak perangko. Kemana-mana nyaris bareng. Mirip kisah Ujang dan Aceng yang pernah muncul di televisi dulu. Sohiban Ujang dan Aceng ini kebawa sampe mereka dewasa. Bener lho. Asyik banget kan punya teman yang seide dan seperasaan. Itu sebabnya, banyak orang yang kepengen banget punya teman sehidup-semati. Bahkan, teman ibarat cermin buat kita.
Eh, tapi berteman pun bisa berpotensi bikin kita berabe. Kok bisa sih? Iya, kalo berteman sejenis dengan akrab, ati-ati aja jangan sampe kecemplung jadi homoseks. Terus kalo kita berteman dengan lawan jenis, juga kudu taat syariat Islam. Waspada ya.
Nah, khusus ketika berteman dengan lawan jenis, karena selain menumbuhkan rasa kebersamaan, juga efektif memunculkan rasa simpati, selanjutnya empati, berikutnya mulai tumbuh benih-benih cinta di hati. Akhirnya, jatuh hati. Huhuy! Itu namanya bukan lagi temenan, tapi malah demenan. Malah pas lagi sakit pun kita bisa lupa diri kalo ada kekasih di samping kita. Jadinya, kata Wong Cerbon (orang Cirebon) DBD deh, Demam Bari Demenan (baca: demam sambil pacaran)
Sobat muda muslim, seperti kata pepatah lama, “Banyak jalan menuju Roma”, maka sekarang kita ‘plesetkan’ jadi “banyak jalan menuju cinta”. Berteman, salah satu jalannya. Yup, karena cinta itu ibarat jelangkung; datang nggak dijemput, pulang nggak dianter. Diusir pun susyeh! (backsound: ehm.. bener nih?)
Jaga jarak aman
Berteman, bisa juga lho jadi jembatan menuju cinta. Jangan heran, sebab frekuensi bertemu dan berhubungan jadi sering banget. Sekadar basa-basi ngobrolin pelajaran sekolah, sampe janjian untuk nomat alias nonton hemat di bioskop. Kalo udah gitu, jadi bias deh definisi teman kalo dengan lawan jenis. Berteman apa pacaran? Berteman apa demenan? Nah lho.
Sobat muda muslim, memang nggak kerasa sih kalo kita udah merasa deket banget dengan teman lawan jenis kita. Tahu-tahu… eh, lengket bak perangko. Pokoknya, kalo kita udah biasa main bareng, makan bareng, dan ke sekolah pun bareng dengan teman lawan jenis, itu artinya alarm tanda bahaya udah berbunyi. Beware! Kamu bisa berabe.
Why? Yup, karena sangat boleh jadi kondisi ini bikin kamu ketagihan untuk terus berduaan dan konek terus dengan si doi. Nggak heran kan kalo kamu akhirnya bisa tidur bareng dengan lawan jenis kamu. Upss.. Amit-amit, jangan sampe deh!
Mungkin, di antara kamu juga ada yang interupsi van protes kalo temenen nggak identik dengan pacaran, dan tentunya nggak gitu-gitu amat sampe kudu tidur bareng.
Oke, kalo kamu punya argumentasi begitu. Tapi, apa ada yang ngejamin kalo udah berduaan bakalan aman dari perbuatan ini dan itu yang lebih ‘syerem’? Apa kamu dan temanmu berani jamin bisa tahan godaan kalo udah berduaan begitu? Jangan-jangan, susyeh tuh ngebedain mana sayang, suka, simpati, empati dengan nafsu liar. Lagian, banyak juga kok faktanya yang ‘begituan’ justru karena udah saling mengenal. Hati-hati menggunakannya, eh, melakukannya. Gejlig!
Yup, seperti pernyataan dalam Hukum Coloumb yang membahas gaya elektrostatis (tarik menarik), hubungan cowok-cewek berpotensi untuk saling tertarik satu sama lain yang dibumbui perasaan cinta. Soalnya cowok ama cewek berbeda ‘muatan’, pasti saling tertarik. Karena bunyi Hukum Coloumb sendiri bahwa gaya tarik menarik antara dua buah benda (F) yang berlainan muatan (q1 dan q2) sebanding dengan konstanta (k) dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak keduanya (r). Semakin besar muatan kedua benda serta semakin pendek jaraknya, semakin besar pula gaya tarik menarik yang ditimbulkannya. Nah lho, kudu ekstra ati-ati deh.
Ketertarikan pria terhadap wanita atau sebaliknya dipengaruhi oleh “muatannya” (q), yaitu akumulasi dari faktor pendorong (q1) dan penarik (q2). Faktor pendorong berasal dari diri sendiri seperti rasa kagum, rasa suka, kesengsem, keblinger, kesepian, atau mungkin nafsu yang mengebu-gebu. Sedangkan faktor penarik berasal dari lawan jenis seperti rupa, harta, sikap, keturunan, kecerdasan dan sebagainya. Jika kedua faktor tesebut nilainya sama-sama besar, maka sudah pasti saling ketertarikan antara pria dan wanita akan bertambah besar pula.
Dalam kondisi sadar dan berada di bawah naungan rambu-rambu agama, hubungan-hubungan ini dapat melahirkan pertautan dua hati yang mengarah ke pernikahan. Ini tentu akan lebih utama lagi bila faktor pendorong semata-mata karena lillahi ta’ala dan faktor penarik berupa akhlak yang mulia atau ketaatan beribadah. Namun celakanya, dan tampaknya ini yang semakin merajalela, bahwa di luar kendali fenomena tarik-menarik antara pria dan wanita ini bisa pula mendorong timbulnya perzinahan seperti terjadinya penyelewengan, perselingkuhan, perkosaan, pelacuran, pelecehan seksual, dan bahkan seks bebas. (O. Solihin, Asmara Aktivis Dakwah, hlm. 29-32, mengutip penjelasan di www.isnet.org)
Jadi teman biasa aja
Berteman itu mubah alias boleh-boleh saja. Toh memang itu adalah bagian dari dinamika kehidupan kita sehari-hari. Kita akan bertemu dan berhubngan dengan lawan jenis. Di sekitar rumah, di sekolah, di tempat pengajian, di tempat kuliah, juga di tempat kerja. Semua akan kita temui. Hanya saja, kita kudu membedakan jenis dari masing-masing hubungan tersebut.
Kalo kamu gabung dengan organisasi remaja masjid, itu artinya kamu berteman dengan semua kalangan; laki-perempuan di organisasi itu. Tentunya, itu adalah teman kamu dalam pengajian. Di tempat kuliah or sekolah dan di kantor juga silakan berteman dengan lawan jenis. Asal… jaga jarak aman, dan tentunya nggak ‘spesial’. Cukup teman biasa. Kita berhubungan dan bergaul sebatas keperluan di masing-masing kondisi tersebut.
Sangat ditekankan untuk tidak saling curhat masalah pribadi. Berbahaya euy! Memang, cinta akan tumbuh saat masing-masing dari pelakunya membuka diri (apalagi kalo sampe membuka aurat—itu sih cinta berbalut nafsu liar). Jangan ada hubungan spesial kalo kamu nggak berniat untuk menikah. Meski tujuannya untuk menikah sekalipun, tetep aja ada aturan mainnya. Nggak liar. Apalagi sekadar berteman.
Nah, karena Allah Ta’ala tahu betul dengan karakter manusia (jelas dong, karena Allah adalah al-Khalik), maka ada aturan mainnya tuh hubungan di antara kedua makhluk ini. Allah Swt. telah mengajarkan kepada kita melalui firmanNya (yang artinya): “Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, (QS an-Nûr [24]: 31)
Dalam ayat lain Allah Swt. Berfirman (yang artinya): “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”. (QS an-Nûr [24]: 30)
Dengan begitu, kita kudu mampu untuk menjaga dan mempertahankan aturan main itu sebagai tameng dalam berteman dengan lawan jenis. Sebab, banyak juga di antara teman remaja yang ngakunya berteman, eh, buktinya malah pacaran. Bilangnya temenan, eh, malah demenan. Ngakunya teman, eh teman tapi mesra. Kata Bang Napi: Waspadalah! [solihin: sholihin@gmx.net] Selengkapnya...

Kamis, 27 November 2008

foto

Selengkapnya...